Selasa, 09 Oktober 2012

semua yang telah aku dapatkan, dari hidupku selama 17 tahun, dari hidupku selama seribu hari terakhir sampai sekarang ini, tak ada yang bisa membuatku bahagia selain pengalaman, kasih sayang, dan sebuah cinta. hidupku hanya sekali, dan yang aku harapkan cinta dan harapan sama besarnya dan tanpa ada keterbalikan.

17 tahun lalu aku dilahirkan. dengan tangisan yang sedikit tertunda. tapi senyuman dari bunda, mamasku, dan bapakku, mengelilingiku disaat aku membuka mata untuk pertama kalinya. sampai saat ini, aku melihat mereka tetap tersenyum untukku. sampai aku bisa sekolah di tempat yang memang dulu aku inginkan. menjadi dukun beranak modern. :)
aku berusaha mewujudkan apa yang mereka mau, menjadi anak yang mampu merubah status keluarga yang notabennya dulu adalah keluarga yang dikucilkan. aku benar-benar mengabdi untuk mereka, yang sudah mencintaiku sepenuhnya.
namun, dalam proses itu, aku mengalami berbagai macam kejanggalan hidup. tadinya, orang-orangku yang tadinya selalu setia, kini pudar. orang-orang yang dulu mencintaiku, kini sudah tak peduli dengan apapun yang aku mau. sampai-sampai, diantara orang-orang yang dekat denganku kini.

empat bulan yang lalu, sebuah penyerang saraf bersarang diantara sel-sel otak dikepala bapakku. cinta dan sayang yang dulu aku berikan hilang sudah. stroke, menghantam ingatan dalam benaknya. semua yang dulu ia lakukan hilang sudah.

dulu, 11 tahun lalu, adikku, lahir dengan ketuban yang pecah dalam kandungan. berenang dalam bau dan air yang warna dalam lumpur. aku hidup dalam cobaan. adikku, yang selalu aku sayang. aku, cinta kepadanya. karena dia yang selalu mengajari aku dan selalu membuat aku tak malu demi masa depanku. dia yang lahir dan tak pernah membuat aku bersedih walau aku tahu dia cacat mental dan tak bisa berbuat apa-apa.
walaupun semua warisanku penggantinya, akurela demi apapun. apapun yang bisa menebus semua takdir ini. aku tahu, kehidupan ini yak bisa lagi untuk diputar dantak bisa lagi untuk aku balik. sesungguhnya aku masih belumbisa menerima semua ini, aku masih belum percaya dengan keadaan adikku. semua yang aku rasakan rasanya begitu hampa. tapi sekali ada goncangan, hidup ini terasa begitu besar.

apapun nanti yang akan terjadi, pada ibuku pada bapakku, pada adikku, dan pada mamasku. aku siap dengan keadaan ini, walau siap kerena keterpaksaan saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar